Search posts by:

Search posts by:

Newsletter successfully sent
Failed to send newletter

AnalysisSSESSMENTS: Analisis Detail Dampak COVID-19 Terhadap Bisnis, Permintaan Polymers Di Indonesia

Author: SSESSMENTS

Kesimpulan: 

  • Implementasi langkah-langkah pembatasan sosial berskala besar di Jakarta dimulai pada hari Jumat (10 April)
  • Persediaan bahan baku masih tetap mencukupi untuk sebagian besar konverter, karenanya tidak perlu terburu-buru melakukan pengadaan
  • Permintaan untuk produk akhir melemah lebih lanjut setelah pembatasan sosial berskala besar (PSBB)
  • Pengeluaran dan konsumsi konsumen akan sangat terpengaruh oleh krisis COVID-19
  • Cukup banyak pabrik di Indonesia yang beroperasi dengan tingkat produksi yang berkurang
  • Rupiah Indonesia diyakini akan terus melemah, melampaui Rp17.000 per USD
  • Pemerintah Indonesia memperkirakan 2,9-5,2 juta akan kehilangan pekerjaan selama pandemi Coronavirus
  • Ekonomi tumbuh sebesar 2,3% tahun ini, turun tajam dari kisaran 5,1-5,5% yang diproyeksikan sebelumnya

SSESSMENTS.COM sebelumnya melaporkan bahwa persediaan polimer di Indonesia cukup berdasarkan laporan dari para pabrikan, pembeli, produsen dan trader lokal, trader internasional, serta distributor lokal yang memiliki gudang di Indonesia. Masalah yang masih terlihat adalah berubahnya harga polimer sejak sepekan sebelumnya. Para pembeli enggan melakukan pembelian baru karena depresiasi Rupiah dan penerapan pembatasan sosial berskala besar di Jakarta mulai hari Jumat (10 April).

Indonesia mengumumkan kasus Coronavirus yang pertama pada tanggal 2 Maret. Data yang dilaporkan pada tanggal 14 April menunjukkan peningkatan pesat dengan jumlah kasus sebanyak 4.839 dan kematian sebanyak 459, menjadikan Indonesia salah satu negara dengan tingkat kematian tertinggi. Demikian juga, Indonesia pada tanggal 4 April menyatakan Coronavirus sebagai bencana nasional dan mengeluarkan pedoman ketat tentang pembatasan sosial (Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB). Menjelang keputusan suku bunga Bank Indonesia (BI) pada tanggal 14 April, Menteri Keuangan Indonesia, Sri Mulyani Indrawati, mengatakan dalam skenario terburuk pemerintah, pertumbuhan PDB pada Q2 2020 dapat berkontraksi sebanyak -2,6%. Prospek pertumbuhan ekonomi pada tahun 2020 masih sebesar 2,3%, tetapi jika wabah ini terus berlanjut, hal tersebut bisa turun hingga -0,4%. Pada tahun 2021, pemerintah memperkirakan pertumbuhan PDB antara 4,5% dan 5,5%, dengan inflasi yang diharapkan dalam kisaran 2%-4%. Pemerintah akan mengelola defisit anggaran 2021 sekitar 3%-4% dari PDB, Indrawati mencatat.

Dalam hal kebijakan ekonomi, pemerintah Indonesia telah menjamin beberapa produsen, termasuk yang terkait dengan bahan kimia, produk kimia dan plastik untuk dapat bergerak lebih bebas dengan stimulus paket fiskal - non fiskal yang dikeluarkan pada tanggal 13 Maret. Sebagaimana dicatat oleh SSESSMENTS.COM, paket berisi pelonggaran kebijakan pajak penghasilan bersama dengan perampingan proses impor dan ekspor saat ini. Sebelum itu, Indonesia telah mengeluarkan stimulus ekonomi dan bantuan jaring pengaman dalam jumlah Rp405,1 triliun (USD 24,2 miliar).

Namun, sebuah indikasi positif untuk perdagangan polimer di pasar Indonesia masih belum mendapatkan tanggapan dari yang bersangkutan. Permintaan yang merosot sehubungan dengan implementasi PSBB yang dimulai di Jakarta mulai tanggal 10 April memberikan sinyal negatif kepada para pelaku pasar di seluruh negeri.

Rumah dagang terbesar di Indonesia mengatakan kepada SSESSMENTS.COM bahwa perusahaan sudah siap untuk menjual kargo PE dan PP dengan harga diskon yang besar atau harga berapapun karena belum ada permintaan. Trader itu mengatakan perusahaan akan menjual kargo hanya untuk melanjutkan penjual karena akan lebih baik daripada penjualan yang nol. Trader lain yang berbasis di Jakarta juga mengatakan bahwa perusahaan belum menerima surat izin untuk pengemudi mereka, sehingga menghadapi beberapa keterlambatan untuk mengirimkan bahan kepada para pelanggan.

Para konverter yang berlokasi di Padang dan Solo telah mulai mengurangi aktivitas produksi mereka sebanyak 50% untuk mengantisipasi pembatasan di wilayah masing-masing, yang mana akan melemahkan pesanan di waktu depan dan mempersulit pengiriman produk akhir. Di Surabaya, kota terbesar kedua di Indonesia dan ibukota Provinsi Jawa Timur, para konverter mengurangi tingkat operasi hingga di bawah 50%. Seorang konverter mengatakan kepada SSESSMENTS.COM, “Walaupun PSBB belum diimplementasikan, Surabaya telah mengalami perlambatan dengan aktivitas ekonomi menurun sebesar 40% karena sebagian besar pabrik, toko, mall mulai tutup. Mesin kami masih tetap beroperasi tetapi hanya dalam kapasitas 20-30% karena pabrik sepatu yang menggunakan produk kami menekan produksi mereka di bawah kapasitas 50% dan memprioritaskan alat pelindung diri (PPE) yang digunakan dalam perawatan kesehatan seperti sepatu boot karet atau sepatu boot plastik. Target kami di Q2 hanya beroperasi sebanyak 20% dari total produksi mengingat permintaan untuk Q2 menurun secara signifikan dibandingkan dengan Q1 dan kami memproyeksikan pasar akan masih tetap lemah sampai akhir tahun. Mengenai karyawan kami, perusahaan telah meminta 50% pekerja untuk mengambil cuti dan masih tetap membayar gaji mereka dan juga membayar tunjangan Idul Fitri (THR) mereka karena saat ini semua orang menderita dan ini adalah satu-satunya cara untuk membantu para pekerja.” Lebih lanjut ditambahkan oleh konverter yang sama, mereka memperkirakan bahwa sebagian besar produsen akan menutup pabrik mereka karena acara liburan Idul Fitri meskipun liburan kumulatif pindah ke Desember, serta karena kurangnya pesanan.

Demikian pula, seorang produsen pipa dari Jawa Timur menjelaskan kepada SSESSMENTS.COM, "Biasanya proyek swasta atau pemerintah dimulai sekitar saat ini, tetapi mereka belum dapat melakukan hal tersebut karena wabah. Kondisi ini menyebabkan berkurangnya permintaan yang mana membuat tingkat produksi di bawah 50%. Sementara semua karyawan masih bekerja sepenuhnya di kantor dan pabrik, jam kerja saat ini harus dikurangi dengan peraturan lain yang dapat terjadi jika kondisinya memburuk.” Produsen tersebut juga mendengar berita bahwa banyak pabrik di Jawa Barat telah mengurangi pekerja mereka hingga ribuan. Menurut data dari Departemen Tenaga Kerja dan Badan Jaminan Sosial Tenaga Kerja (BPJS Ketenagakerjaan), sekitar 2,8 juta orang telah kehilangan pekerjaan pada hari Senin (13 April), dan lebih dari 50% dari angka tersebut ditempatkan pada cuti dibayar atau tidak dibayar.

Sebaliknya, tren yang berbeda diamati di Medan dan kawasan industri di sekitar Jakarta dengan beberapa pabrik di sana melanjutkan aktivitas bisnis seperti biasa. Permintaan untuk para konverter di daerah yang disebutkan sebelumnya berasal dari sektor pertanian yang mana sedang berada dalam musim panen dan juga industri kimia yang menimbun produk untuk mengantisipasi lockdown. “Karena pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Jakarta, penawaran untuk PE dan PP sangat langka di pasar. Pabrik kami di Tangerang pada tanggal 14 April masih beroperasi, tetapi kami sedang dalam proses untuk mengajukan izin kepada pemerintah untuk terus menjalankan aktivitas bisnis kami karena Tangerang akan menerapkan PSBB mulai hari Sabtu ini (18 April). Untuk saat ini, belum ada rencana untuk menutup pabrik kami, tetapi sementara itu kami akan terus memantau situasinya dengan cermat,” produsen tas plastik tersebut menyatakan kepada SSESSMENTS.COM. Karena pemerintah Indonesia telah memindahkan cuti bersama Idul Fitri selama empat hari ke tanggal 28-31 Desember, dari tanggal 26-29 Mei karena kekhawatiran bahwa mudik tahunan dapat menyebabkan penularan Covid-19 lebih lanjut, seorang produsen PE Thailand menginformasikan bahwa pengiriman bahan untuk para pelanggan dapat dilanjutkan tanpa gangguan karena untuk tahun ini, tidak akan ada pembatasan truk selama liburan Idul Fitri.” Kami akan melanjutkan pengiriman barang ke para pelanggan sepanjang bulan Mei, kecuali pada pekan ketiga bulan tersebut karena terdapat perayaan Idul Fitri,” ungkap produsen tersebut.

Setelah mengatakan hal tersebut di atas, sebagian besar konverter menyatakan bahwa persediaan bahan baku mereka cukup untuk memproduksi pesanan yang ada, oleh karena itu mereka akan menghentikan aktivitas pengadaan bahan baku sambil menunggu perkembangan pasar. Sumber pasar yang sama juga menemukan tidak ada peningkatan permintaan karena konsumsi selama dan setelah bulan puasa Ramadhan pada tahun 2020 tidak akan sebesar seperti tahun-tahun sebelumnya, terutama setelah pemerintah Indonesia telah menggeser liburan Idul Fitri di akhir bulan Desember. Para konverter yang dihubungi oleh SSESSMENTS.COM mengatakan bahwa mereka masih berusaha untuk memenuhi hak-hak pekerja terkait dengan tunjangan Idul Fitri meskipun bisnis menurun atau sejumlah pesanan untuk produk akhir. Terdapat juga indikasi bahwa setelah Idul Fitri beberapa konverter akan menunda untuk melanjutkan aktivitas produksi, mengingat belum ada kejelasan tentang pesanan lebih lanjut setelah bulan Juni.

*THR (Tunjangan Hari Raya) adalah non-gaji bulanan atau bonus yang dibayarkan kepada karyawan setahun sekali sebagai tunjangan keuangan pada menjelang  perayaan hari raya keagamaan. 

Tags: All Chemicals,All Plastics,All Products,Analysis,Asia Pacific,Indonesia,Indonesian,PE,PP,PVC

Published on June 4, 2020 1:15 PM (GMT+8)
Last Updated on June 4, 2020 1:15 PM (GMT+8)