Sumber pasar mengatakan kepada SSESSMENTS.COM bahwa India mungkin memperketat pengawasan pengiriman dari perusahaan Cina yang berbasis di negara-negara Asia Tenggara. Laporan ini datang setelah bea cukai India memutuskan untuk meningkatkan kontrol pada pengiriman Cina setelah terjadi konflik militer di wilayah perbatasan Ladakh yang menewaskan sedikitnya 20 tentara India.
Sumber pasar tersebut mencatat bahwa pengawasan yang ketat di India atas pengiriman dari perusahaan-perusahaan Cina yang berbasis di ASEAN bertujuan untuk memastikan kepatuhan dengan perjanjian perdagangan bebas India (FTA) dengan blok tersebut. Dengan alasan bahwa seorang pejabat pemerintah yang tidak dikenal, sumber pasar itu mengatakan bahwa banyak perusahaan Cina di Asia Tenggara hanya melabel ulang produk dan mengekspornya kembali ke India, mengambil keuntungan dari FTA India-ASEAN, India-Singapura.
Perdagangan India-Cina mencapai $88 miliar pada tahun fiskal yang berakhir bulan Maret 2019, dengan India menanggung defisit perdagangan sebesar $53,5 miliar, defisit terluas yang dimiliki India dengan mitra dagang pada tahun fiskal itu. Data terakhir menunjukkan bahwa defisit perdagangan India dengan Cina mencapai $46,8 miliar selama bulan April 2019 hingga Februari 2020.
Tags: All Products,Asia Pacific,China,ISC,India,Indonesia,Indonesian,Malaysia,NEA,News,PE,PET,PP,PVC,Philippines,SEA,Singapore,Styrenics,Thailand,Vietnam
Published on June 30, 2020 5:42 PM (GMT+8)Last Updated on June 30, 2020 5:42 PM (GMT+8)
