Sumber pasar memberikan informasi pada SSESSMENTS.COM bahwa Formosa Petrochemical Taiwan akan mengurangi kapasitas produksi lebih lanjut pada kompleks Mailiao setelah terjadi kebakaran pada pekan sebelumnya. Perusahaan tersebut telah menutup unit residual desulphuriser (RDS) No. 2 yang berkapasitas 80.500 barel per hari setelah terjadi kebakaran pada tanggal 15 Juli dan mengurangi kapasitas operasi di kilang Mailiao berkapasitas 540.000 barel per hari menjadi sekitar 68% dari tingkat normal. Produsen tersebut sekarang berencana untuk mengurangi kapasitasnya lebih lanjut dan dapat menutup salah satu dari unit kilang minyak mentah berkapasitas 180.000 barel per hari pada bulan Agustus.
Formosa juga telah mengurangi kapasitas operasi pada dua residu catalytic cracker (RFCC) berkapasitas 84.000 barel per hari menjadi sekitar 75%. Unit RDS yang terkena dampak tersebut memasok bahan baku ke dua RFCC yang dapat menghasilkan propylene hingga 330.000 ton/tahun. Sumber-sumber pasar mengatakan kepada SSESSMENTS.COM bahwa Formosa berencana untuk mengurangi operasi di RFCC lebih lanjut dengan rencana untuk menutup salah satunya. Menurut pihaknya, penutupan di RDS ini mungkin akan berlangsung sekitar setengah tahun.
Dengan adanya gangguan RDS, Formosa diperkirakan akan mengurangi ekspor gasoil dan bensinnya bulan depan. Formosa berencana untuk mengurangi produksi akrilonitril dan n-butanol di Mailiao karena berkurangnya output propylene dari RFCC. Produsen tersebut juga telah dijadwalkan untuk melakukan maintenance selama 40 hari pada pertengahan bulan Agustus di cracker naphtha ke-3 yang dapat menghasilkan ethylene hingga 1,2 juta ton/tahun dan propylene hingga 600.000 ton/tahun.
Tags: Asia Pacific,Crude Oil,Ethylene,Freemium,Indonesian,NEA,News,Plant,Propylene,Taiwan
Published on July 21, 2020 11:25 AM (GMT+8)Last Updated on July 21, 2020 3:27 PM (GMT+8)
