Sumber pasar memberikan informasi kepada SSESSMENTS.COM bahwa kebakaran terjadi di unit residual desulphurisation (RDS) pada kompleks kilang Mailiao yang berkapasitas 540.000 barel per hari milik Formosa Petrochemical di Taiwan. Kebakaran terjadi pada unit RDS No.2 yang berkapasitas sebesar 80.500 barel per hari sekitar pukul 09.00 waktu setempat pada tanggal 15 Juli. Unit RDS yang terdampak tersebut kini ditutup. Unit tersebut sedang berada pada maintenance terencana pada bulan Maret-April, tetapi pekerjaan perbaikan itu diperpanjang selama sepuluh hari karena masalah yang tidak terduga.
Unit RDS biasanya digunakan untuk mengurangi kandungan sulfur residu dengan menambahkan hidrogen pada katalis. Setelah melalui tindakan ini, residu sulfur rendah dapat digunakan sebagai bahan baku untuk unit residu catalytic cracker (RFCC) untuk dapat menghasilkan bensin.
Formosa mengoperasikan dua unit RDS di kompleks Mailiao. Perusahaan tersebut juga berencana untuk meningkatkan kapasitas operasi pada dua RFCC dengan kapasitas 84.000 barel per hari dari 80% di bulan Juni menjadi 90% di bulan Juli. Namun, hal itu tidak mungkin terjadi karena kecelakaan baru-baru ini. Kilang Mailiao saat ini beroperasi pada kapasitas 75%-80%, tetapi para pemain pasar memperkirakan adanya penurunan kapasitas operasi setelah insiden kebakaran ini.
Dampak pada produksi petrokimia hilir milik produsen itu masih belum jelas, tetapi output mungkin akan berkurang tergantung pada tingkat kerusakan pada unit di sektor hulu. Sebagaimana dicatat oleh SSESSMENTS.COM, bagian kimia dan serat Formosa mengoperasikan unit petrokimia yang dapat menghasilkan benzena hingga sebesar 1,2 juta ton/tahun, styrene monomer sebesar 1,2 juta/tahun, dan fenol sebesar 400.000 ton/tahun. Perusahaan tersebut juga memproduksi PX hingga 1,77 juta ton/tahun dan 550.000 ton/tahun untuk PTA.
Tags: Asia Pacific,Benzene,Indonesian,NEA,PET,PTA/DMT,Paraxylene,Plant,Styrene,Styrenics,Taiwan
Published on July 16, 2020 12:22 PM (GMT+8)Last Updated on July 16, 2020 12:22 PM (GMT+8)
