Sumber pasar melaporkan kepada SSESSMENTS.COM tentang masalah yang dihadapi oleh pabrik polimer di Indonesia. Menurut sumber pasar tersebut, penutupan yang tidak terduga terjadi pada awal bulan Mei dan hal itu mempengaruhi salah satu produsen Indonesia. Produsen yang terkena dampak tidak mengkonfirmasi adanya masalah yang terjadi saat ini, tetapi pelaku pasar melaporkan bahwa ada masalah yang mempengaruhi pabrik. Hal ini terjadi pada saat permintaan polimer melemah di Indonesia.
Masalah yang dituduhkan adalah pada cracker dan pabrik PE milik Chandra Asri Petrochemical. Sebagaimana dinyatakan kepada SSESSMENTS.COM, pabrik HDPE/LLDPE milik perusahaan tersebut yang mana memiliki kapasitas produksi sebanyak 400.000 ton/tahun menghadapi penghentian yang tidak terduga sejak hari Senin, tanggal 4 Mei. Penghentian pada pabrik HDPE/LLDPE diperkirakan akan berlangsung selama dua pekan. Sumber pasar menambahkan bahwa produsen tersebut juga menghadapi penutupan yang tak terduga di unit cracker miliknya antara tanggal 2-3 Mei. Unit cracker milik perusahaan tersebut dapat memproduksi ethylene sebanyak 900.000 ton/tahun dan memproduksi propylene sebanyak 490.000 ton/tahun ditutup karena masalah teknis.
Pekan ini, produsen tersebut melewatkan penawaran kargo LLDPE Film spot setelah terjadi penutupan pabrik PE yang tidak direncanakan. Sumber pasar menambahkan lebih lanjut, perusahaan tersebut akan menunda pengiriman untuk kargo LLDPE Film kontrak. Pada saat publikasi berita ini, rincian tentang durasi pengiriman belum dapat dipastikan. Para pelaku pasar juga memberitahu SSESSMENTS.COM bahwa produsen tersebut menghadapi masalah di lini HDPE yang lama yang mana memiliki kapasitas produksi sebanyak 136.000ton/tahun. Oleh karena itu, perkiraan waktu untuk pengiriman kargo HDPE Film SF5007 dan HDPE Monofilament SM5508 akan ditunda hingga dua pekan.
“Produsen harus menutup pabrik PE untuk mengelola persediaan mereka. Tampaknya perusahaan mengalami tekanan persediaan untuk LLDPE. CAP juga masih memiliki stok cadangan untuk ethylene dan propylene, oleh karena itu beberapa pabrik masih beroperasi,” kata sebuah sumber pasar kepada SSESSMENTS.COM. Pada saat penulisan berita ini, sumber produsen tidak menanggapi terkait permintaan untuk berkomentar.
Berdasarkan PriceSSMENTMENTS yang dikumpulkan oleh Tim SSESSMENTS dan StatsSSESSMENTS, kedua produsen polyethylene Indonesia terlihat mengekspor kargo HDPE dan LLDPE ke Cina pada bulan Maret dan April, dengan harga yang sangat kompetitif, meskipun Indonesia adalah salah satu importir polyethylene terbesar di Asia Tenggara.
RumourSSMENTMENTS adalah cerita dan informasi yang didengar dan ditanyakan oleh pelaku pasar dan diminta oleh Tim SSESSMENTS untuk diverifikasi. Seringkali, informasi ini benar, dan kadang-kadang salah, sesuatu yang kami simpulkan setelah proses verifikasi lengkap. Namun, sambil menunggu proses verifikasi selesai, kami berharap pelanggan mengetahui semua berita dan desas-desus di pasar. Status untuk semua RumourSSESSMENTS akan diperbarui setelah proses verifikasi ketika bagian SSESSMENTS reguler akan diperbarui dengan informasi yang diverifikasi juga.
Klik di bawah ini untuk melihat berita dan konten terkait PE Indonesia:
NewsSSESSMENTS: Chandra Asri Petrochemical Memulai Kembali Produksi Pada Lini HDPE
CustomerSSESSMENTS: Harga PE, PP Lokal, Impor Susan ke Indonesia Tanggal 4 Mei
NewsSSESSMENTS: Leading Indonesian Polyolefins Producer’s HDPE Cargoes Sold In China
Tags: Asia Pacific,Indonesia,Indonesian,News,PE,SEA
Published on May 5, 2020 4:36 PM (GMT+8)Last Updated on May 5, 2020 4:36 PM (GMT+8)
